Saat melihat video “
Kau Yang Mengutuhkan Aku”, pikiran melayang ke sebuah masa di belakang. Masa
dimana ada dua ikatan anak manusia yang berusaha mentautkan hatinya dengan
kesucian cinta.
Andai..
Andai…
Video ini ada sebelum
semuanya digariskan untuk binasa. Mungkin akhir cerita akan berbeda. Sebuah
video yang menyindir setiap insan yang dimabuk kegermelapan cinta, betapa cinta
saat ini terlalu mudah untuk dinodai. Mungkin benar kata- kata yang terangkai..
“
Dari sekian banyak
pasangan kekasih di zaman ini, barangkali cara kita yang paling asing. Untuk
tidak mengatakannya aneh. Dulu kamu selalu marah. Kamu ingin seperti pasangan
kekasih lain yang mendapatkan pelukan dan ciuman”.
(REVOLVERE PROJECT) Kau Yang Mengutuhkan Aku
Namun dengan bahasa dan
kata sederhana keinginan itu terhempas sudah. “Yang penting bukan itu, apa
artinya kita berdua bermesraan, tapi tak pernah saling mendoakan?”. Begitu
sederhana namun sangat menusuk direlung hati yang paling dalam. Andai setiap
insan muda mampu berpikir seperti ini. Bukan menjadi belenggu nafsu semata.
Betapa hina dan rendahnya para insan yang tak mampu menjaga batasannya. Hingga
akhirnya masalah muncul dimana- mana.
Penyampaian ide yang
sederhana, begitu mengena ke dalam jiwa kawula muda. Saat kata demi kata
terangkai menjadi cerita. Jujur, mas Fahd Djibran dkk mengajak aku
bernostalgia. Merenungi setiap jejak kisah yang pernah ada. Menerawang jauh,
mengintrogasi setiap kenangan. Untaian kata yang begitu sederhana namun sarat
makna didukung visualisasi yang kompleks sehingga menjadi alur cerita yang enak
dinikmati. Namun ada beberapa visualisasi yang kurang cocok dengan kalimat yang
tertera. Seperti pada kalimat “kau melingkarkan lenganku di tubuhku ketika kita
melintasi bangunan- bangunan tua, ruko- ruko yang asing”. Tetapi yang terlihat
gambar daun pohon kelapa. Mungkin sebaiknya yang terlihat bisa bangunan ruko-
ruko tua sehingga antara gambar dan teks sinkron. Walaupun begitu, tetap mampu
membangkitkan imajinasi pembaca kok :). Alunan musik
yang slow dan lembut, membuat setiap pembaca begitu menikmati kata demi kata
yang terangkai. Bit yang sesuai dengan kata yang memang seharusnya butuh
penekanan seolah- olah membuat kita yang memainkan tokoh dalam video ini. It’s
great. :)
Serasa kembali
mengulang segalanya, jujur. Aku malu dengan diriku sendiri. aku malu dengan
Tuhan-ku. Video ini benar- benar menyadarkan aku, betapa aku tak mampu menjaga
hidupku. 1 hal yang perlu dipertanyakan!! Benarkah masih ada orang- orang yang seperti
ini. Laki-laki yang begitu menjaga kesucian cintanya. Ibarat dalam video ini,
pemeran cowok adalah aku, namun nyatanya aku seorang wanita yang juga memiliki rasa
emosional, pertahanan itu pudar begitu saja. Walaupun hanya berupa pelukan,
seharusnya itu tidak pantas terjadi.
Benarkan laki- laki
seperti ini masih ada di dunia???.. benarkan video ini mampu membuka mata para
lelaki yang bermain dengan egonya. Apakah masih ada??. Mustahil jika masih ada
lelaki aneh yang dengan tulus menjaga kesucian cintanya di zaman sekarang.
Terlepas dari segala
kekurangannya, aku kagum dengan video ini. It’s excited. Sebuah karya yang
menceritakan 2 insan yang mampu mempertahankan kesucian cintanya. Pertanyaan
masih sama apakah masih ada laki- laki seperti itu di dunia ini??. Seperti yang
telah diutarakan dalam video “ Kencan
kita adalah pertemuan- pertemuan biasa : bioskop, toko buku, pertunjukkan
teater, makan malam di pinggir jalan. Kita selalu punya banyak kesempatan untuk
berciuman, bahkan lebih dari itu. Kita punya banyak kesempatan untuk bisa seperti
pasangan kekasih yang lain, selayaknya mereka yang kasmaran di zaman ini. Tapi
kita saling bertahan, aku dan kamu. Kita harus menunggu”.
Benarkah masih ada
orang seperti ini, yah, nothing isn’t impossible. Video yang menyindir secara
kalem, mendeskripsikan keinginan muda- mudi di zaman sekarang. Sejauh aku
mengenal beberapa tipe cowok, pasti ujung- ujungnya tak mampu menjaga batasan
yang ada. Itulah mengapa lebih baik mengakhiri sebuah hubungan daripada
tersiksa merasakan kerinduan yang pertama.
“Ada
dua jenis kerinduan,“katamu suatu hari,“ kerinduan pertama tersebab kita pernah
merasakan sesuatu dan kita menginginkannya kembali. Kerinduan kedua tersebab
kita tak pernah mengalaminya dan benar- benar ingin merasakannya, setia
menunggu dalam penantian yang lugu”.
Aku ingin merasakan kerinduan
yang kedua. Bertemu dengan sosok yang benar- benar tulus. Namun, aku juga tidak
munafik. Aku akui bahwa aku memang ingin merasakan seperti pasangan kawula muda
pada umumnya. Pelukan dan ciuman menghiasi moment- moment istimewa. Namun, aku
sadar. Aku orang beragama dan mempunyai akal pikiran sehingga tidak mungkin
mempertaruhkan imanku dengan hal serendah itu
Andai..
Andai..
Dan aku sangat
berharap, suatu saat nanti, aku benar- benar menemukan sosok laki- laki seperti
dalam video ini. Mungkin aku akan menjadi perempuan yang beruntung di dunia.
Sebuah kata “ kita hanya perlu kesabaran,
sebab aku benar- benar mencintaimu. Aku tak ingin merusak kesunggguhan cintaku
dengan keinginan- keinginan yang merendahkan”. Berharap kata itu akan
terucap dari sosok yang tulus dan benar- benar membuktikannya kepadaku,
sehingga semua trauma dan kepingan luka dalam hati ini akan pudar.
Aku rindu…
Aku kangen..
Dan
aku menanti sosok yang hadir dalam kehidupanku, yang mampu mewarnai hari-
hariku dengan ketulusan cintanya dengan sikap- sikap beradab. Sehingga aku mampu
mengutuhkannya. Menyampaikan keinginan tersiratnya yang tidak jauh beda dengan kata- kata dalam
video ini..
“Jangan pergi
Kau yang mengutuhkan aku
Bertahanlah sebentar lagi
Sampai kuikat dirimu
Tak bosan-bosan
aku ucapkan tiga kata itu
Aku tak pernah merasa lengkap
Sampai kau datang
Jangan pergi
Kau yang mengutuhkan aku
Bertahanlah sebentar lagi
Sampai kuikat dirimu
…dan dunia seakan membenci kita
Raih tanganku agar kutahu ku tak sendiri
…dan aku melihat segalanya
Saat aku melihatmu”
Terima
kasih mas Fahd Djibran, Fiersa Besari ,dan Futih Aljihadi atas karya
mengagumkan ini. Begitu menginspirasiku untuk menemukan belahan hati yang
benar- benar tulus. Menyadarkan bahwa mungkin masih ada laki- laki yang memang
benar- benar baik. Dan ketika aku telah menemukannya semoga aku mampu bertahan
dan mampu mengutuhkannya. Menjadi sepasang kekasih yang mengakrabi
makna cinta dari persepsi yang mungkin berbeda. Ganbatte ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar