clipart

Jumat, 14 Juni 2013

KONSEP DAN APLIKASI PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT (PGRS)


Ini adalah salah satu makalah yang harus saya buat  gara- gara bolos pembekalan PKL. hehe..
ya, setidaknya hukuman ini bisa lebih menambah pengetahuan dan berbagi ilmu. Semoga Bermanfaat ^_^
BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien (Depkes, 2003). Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit rawat inap dan rawat jalan, untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, mengoreksi kelainan metabolisme dalam upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif.
Pelayanan gizi rumah sakit merupakan salah satu pelayanan penunjang medik dalam pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit yang terintegrasi dengan kegiatan lainnya, mempunyai peranan penting dalam mempercepat pencapaian tingkat kesehatan baik bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit meliputi : pengadaan dan pengolahan/produksi makanan, pelayanan gizi di ruang rawat inap, konsultasi dan penyuluhan gizi serta penelitian dan pengembangan bidang terapan (Depkes, 1992).

Kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap merupakan salah satu kegiatan yang dimulai dari upaya perencanaan penyusunan diit pasien hingga pelaksanaan evaluasi di ruang perawatan. Tujuan kegiatan pelayanan gizi tersebut adalah untuk memberi terapi diit yang sesuai dengan perubahan sikap pasien. Pelayanan gizi untuk pasien rawat jalan dilakukan apabila pasien tersebut masih ataupun sedang memerlukan terapi diit tertentu. Pelayanan gizi penderita rawat jalan juga dilakukan melalui penyuluhan gizi di poliklinik gizi (Depkes RI, 1992). Sasaran penyelenggaraan makanan dirumah sakit adalah pasien. Sesuai dengan kondisi Rumah Sakit dapat juga dilakukan penyelenggaraan bagi pengunjung (pasien rawat jalan atau keluarga pasien). Pemberian makanan yang memenuhi gizi seimbang serta habis termakan merupakan salah satu cara untuk mempercepat penyembuhan dan memperpendek hari rawat inap (Depkes, 2006).

1.2              Tujuan
Tujuan Umum
Tersedianya pelayanan gizi yang berdaya guna dan berhasil guna, serta terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lainnya untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan gizi rumah sakit.
Tujuan Khusus
1.      Tersedianya kebutuhan bahan makann sesuai jumlah dan jenis yang direncanakan.
2.      Tersedianya makanan sesuai kebutuhan gizi pasien berdasarkan standar yang ditetapkan, cita rasa makanan,dan standar sanitasi makanan.
3.      Tersedianya pengkajian dietetik dan preskripsi diit serta pola makanan berdasarkan anamnesa diet dan pola makan.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit Meliputi :
1.      Penyelenggaraan Makanan
Proses kegiatan penyelenggaraan makanan meliputi perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diit yang tepat.
2.       Pelayanan gizi di ruang rawat
Serangkaian proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan hingga evaluasi diit pasien di ruang rawat. Pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat meliputi: membaca catatan medik pasien dan menganamnesa makanan, merancang diit, penyuluhan konsultasi gizi, pemesanan makanan ke dapur utama, monitoring dan evaluasi diit, pengiriman daftar permintaan makanan dari ruangan, melakukan pengawasan, pencatatan dan pelaporan ke unit terkait.
3.       Penyuluhan konsultasi dan rujukan gizi
Serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian sikap serta perilaku positif pasien dan lingkungannya terhadap upaya peningkatan gizi dan kesehatan.
4.       Penelitian dan Pengembangan Gizi
Kegiatan penelitian dan pengembangan adalah serangkaian kegiatan instalasi gizi dalam upaya mendapatkan cara yang berdaya guna dan berhasil guna dalam meningkatkan kualitas pelayanan gizi, dengan melibatkan dan menggunakan dana dan sarana yang tersedia.

2.2       Mekanisme Sistem Pelayanan Gizi di Rumah Sakit (PGRS)
            Pelaksanaan sistem pelayanan gizi di rumah sakit (PGRS) harus memperhatikan beberapa hal diantaranya :
a.       Input
Input dalam PGRS berbeda- beda tergantung dari kebijakan masing- masing rumah sakit. Namun, pada dasarnya yang paling utama adalah tenaga, dana/RBA, Fasilitas, Pasien, Makanan dan Prosedur. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebijakan/ prosedur yang ada dirumah sakit bersangkutan (internal) dan UU/ peraturan yang telah ditentukan oleh pemerintah (eksternal).
b.      Proses
Proses yang dinilai dalam PGRS adalah skrining status gizi, pengkajian gizi, perencanaan diet, pemesanan diet, penyajian makanan, konseling diet, pemantauan asupan makanan, evaluasi status gizi, pemeliharaan fasilitas/alat, pembinaan/pengembangan tenaga/SDM, pencatatan dan pelaporan dan penyerapan dana
c.       Output
Luaran yang diharapkan dengan adanya input dan proses yang maksimal adalah optimalisasi status gizi, asupan makanan ≥80%, pasien memahami diet, fasilitas terpelihara, tercapai target kegiatan, laporan kegiatan & realisasi anggaran, jasa asuhan gizi dan SDM handal & trampil.
d.      Outcome
Dengan adanya pelayanan yang maksimal maka tercapainya kepuasan pelanggan, pendapatan korporat/ institusi meningkat dan efisiensi kerja.
Semua hal diatas dapat diketahui/ dinilai berdasarkan pendapat dari konsumen/ pasien dan indikator kinerja.












Gizi

Gambar 1.  Alur Kerja Pelayanan Gizi di Rumah Sakit








2.3        Kegiatan Utama Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)
1.      Pengadaan Makanan
Proses pengadaan makanan meliputi perencanaan menu sampai ke pasien (berdasarkan diet yang tepat, pencatatan, pelaporan dan evaluasi) dengan indikator status gizi pasien optimal/ meningkat.
Tujuan pengadaan makanan adalah :
Ø  Makanan yang dihasilkan berkualitas baik
Ø  Jumlah sesuai kebutuhan
Ø  Pelayanan yang layak dan memadai
Bentuk pengadaan makanan terdiri dari 2 macam yaitu :
a.       Sistem Swakelola
Pengadaan makanan yang dikelola sendiri oleh pihak rumah sakit dengan langkah- langkah sebagai berikut :
·      Perencanaan anggaran belanja BM
·      Perencanaan menu
·      Pembelian BM
·      Penerimaan BM
·      Persiapan BM
·      Pengolahan BM
·      Penyaluran makanan terdiri Sentralisasi &  Disentralisasi
·      Pencatatan & pelaporan
b.      Sistem Out- Sourcing
Pengadaan makanan yang bekerja sama dengan pihak luar untuk menyediakan makanan yang dibutuhkan misalnya bekerja sama dengan catering diet di luar rumah sakit. Langkah- langkah pengadaannya sebagai berikut :
·      Perencanaan Belanja makanan
·      Perencanaan menu
·      Pembelian Makanan
·      Monitoring, dan evaluasi
·      Pencatatan & pelaporan

2.      Pelayanan Gizi Klinik
a.    Kegiatan gizi klinik rawat inap :
·         Pengkajian status gizi harus didahului dengan proses skrening (pengumpulan data) pasien mengenai riwayat penyakit, riwayat gizi, sosial ekonomi, antropometri dan obat yang digunakan.
·         Penentuan kebutuhan gizi  berdasarkan  status gizi pasien dan  penyakit yang diderita
·         Penentuan jenis diet dan cara pemberian makanan
·         Konsultasi / penyuluhan gizi
·         Monitoring, Evaluasi dan tindak lanjut terapi gizi
b.   Kegiatan gizi klinik rawat jalan :
·         Skrening pasien (pengumpulan data) pasien mengenai riwayat penyakit, riwayat gizi, sosial ekonomi, antropometri dan obat yang digunakan.
·         Pengkajian status gizi
·         Perhitungan kebutuhan gizi
·         Penyusunan rancangan diit
·         Konseling gizi dan monitoring
·         Evaluasi
            Dalam proses kegiatan gizi baik di rawat inap maupun rawat jalan harus berkolaborasi dengan tim terapi gizi (Asuhan Gizi) yang terdiri dari dokter, perawat dan tim kesehatan yang lain. Anggota tim memiliki tugas masing- masing yaitu :
a.      Dokter
Ø  Bertanggung jawab dalam segi medis
Ø  Menegakkan diagnosa
Ø  Menentukan status gizi pasien
Ø  Menentukan diet pasien bersama dietisien
Ø  Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang pentingnya terapi gizi
Ø  Mengirim pasien untuk konsultasi gizi


b.      Dietisien/ Ahli Gizi
Ø  Mengkaji status gizi pasien
Ø  Melakukan dan mengkaji anamnesa riwayat gizi pasien
Ø  Menterjemahkan diet kedalam bentuk makanan yang disesuaikan dengan kebiasaan makan serta keperluan terapi
Ø  Memperhatikan keadaan umum dan keadaan gizi pasien
Ø  Memberikan motivasi agar pasien mau makan
Ø  Memberikan penyuluhan dan konsultasi gizi
Ø  Melakukan kunjungan keliling bersama tim kesehatan/ sendiri kepada pasien
Ø  Membuat evaluasi gizi pasien secara berkala, mencatat konsumsi makanan dan perubahan diet pasien pada formuliir evaluasi gizi pasien
Ø  Mengadakan pertemuan/diskusi langsung dengan dokter, perawat anggota tim lain, pasien dan keluarga dalam rangka evaluasi status gizi
c.      Perawat
Ø  Memelihara jalur komunikasi dengan dokter, dietisien untuk memperhatikan kebutuhan gizi pasien
Ø  Membantu pasien pada waktu makan
Ø  Interprestasi diet kepada pasien
Ø  Melakukan observasi mencatat dan melaporkan tanggapan pasien tentang makanannya
Ø  Perencanaan perawatan dirumah
3.      Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan
Penelitian dan pengembangan gizi terapan adalah Peningkatan mutu pelayanan gizi rumah sakit  dilakukan secara terencana dan terus menerus.
Tujuan :
-       Peningkatan mutu pelayanan gizi
-       Tepat cara kerja

-       Tepat kualitas baik dari aspek klinis maupun gizi terapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

it's My Life