Yeaahhh..
daripada suntuk tidak jelas,
daripada galau tidak penting..
mending mencoba mengasah ilmu
menulis saya..
bagi para pembaca, silahkan
bercoment..
masih amatir sih, selamat membaca..
^^
Langit mendung mengiringi suasana
hati Chizza. Duduk menatap luar lewat jendela kamar kos. Heemmm.. hujannya tak kunjung reda padahal
harus kembali ke kampus. Tiba- tiba
Chizza tertunduk lemas. “ Ya Allah, selalu seperti ini”, keluh Chizza. Di dalam kamar kos dengan ukuran 3 x 4m, Chizza
berusaha bangkit dan siap- siapa berangkat. Namun, pening di kepalanya semakin
menjadi. “tiit”, bunyi sms masuk. “kakak tiri, jadi ke kampus apa ga’?, bunyi
sms Farah, teman sekelas Chizza. Tiba-tiba,
sakit di kepalanya semakin menjadi, “Ayo, ga’ boleh kumat, nanti saja ya
setelah dari kampus istirahatnya, Please ya Allah”, pinta Chizza dalam
hati.
Dia berusaha bangkit keluar kamar. Hujan sudah agak reda dan dengan pelan-pelan,
Chizza keluar dari kosan. “Maaf ya
tubuhku, kamu harus seperti ini”, keluh Chizza.
2 tahun yang lalu, sebuah kisah perjalanan anak manusia
termasuk Chizza. Seorang gadis dari
keluarga sederhana dengan sifat riang dan suka menolong. Senyuman yang manis, meskipun kata- kata
pedas terkadang terlontar dari mulutnya.
“Tiit”, sebuah sms masuk. “
Selamat Hari Raya Idul Fitri, semoga hari-harimu semakin baik dan bla.. bla…
kalimat ucapan yang lain. “No tidak
dikenal, jarinya segera mengetik kata-kata, “Siapa?”, send..
Beberapa menit kemudian, sms masuk. “ini Dika”. “Dika??.. siapa ya?, pikir Chizza. Segera sms itupun dibalasnya.
“Dika??, Dika siapa ya”, Tanya Chizza
“maaf, ini tadi no. kamu ada di hpku, jadi langsung kirim
bom sms ucapan idul fitri cz tak kira kamu temenku”, Sms Balasan Dika.
“Iya, gpp. Ngomong- ngomong, kamu kenal aku ta kok no.ku
ada di kamu?”, Tanya Chizza.
“Enggak, kamu anak mana?” Tanya Dika/
Dan seterusnya, sms berlanjut tapi tidak setiap detik,
menit atau jam. Kadang sms hari ini, 3 hari lagi baru ada balasan dari Dika.
“Heemm, dasar orang aneh!”, kata Chizza dalam hati setelah
membaca balasan sms Dika.
Sesampainya dikampus ternyata dosen pembimbing tidak bisa
memberikan bimbingan, ditunda besok pagi.
Ya Allah, kepalaku, sabar ya. Habis ini pulang lalu istirahat.
Dengan langkah sedikit gontai, Chizza kembali ke kosan
dengan jalan kaki, maklum kosannya dekat dengan kampus jadi tidak perlu membawa
kendaraan.
Di kasur, Chizza langsung merebahkan tubuhnya.
Buuuk, bunyi kasur kosan,
“Heemm, kamu kenapa to za?, aku tau pasti ada yang salah
dengan tubuh ini, sudahlah jangan berpikir macem-macen. Kamu baik-baik saja kok. Masih ingin melihat bahkan mendaki Fuji kan,
makanya jangan mikir macem- macem!”, Suara hati Chizza berbicara.
Ingatan itu kembali lagi, semua rentetan peristiwa masa
lalunya..
heemm…
“sudah ya, kamu sudah terlalu lama dipikiranku, memory full so kamu seharusnya diformat ulang”, kata Chizza dalam hati. Matanya terpejam, namun butiran tetes embun dipipinya tak mampu menyembunyikan betapa pilu hatinya.
heemm…
“sudah ya, kamu sudah terlalu lama dipikiranku, memory full so kamu seharusnya diformat ulang”, kata Chizza dalam hati. Matanya terpejam, namun butiran tetes embun dipipinya tak mampu menyembunyikan betapa pilu hatinya.
Setelah lelah dengan pikirannya, akhirnya mata chizza benar- benar terpejam, terpejam sejenak
melupakan semuanya. Melupakan rentetan
kegagalan di hidupnya, melupakan
rentetan orang- orang yang pernah mengisi hari-harinya.
Tiba- tiba bunyi “tiit.. tiiit..”, sebuah telepon masuk. Dengan agak kesal, Chizza membuka mata, dan
mengangkat panggilan masuk itu.
“hallo, Assalamualaikum?..” Tanya Chizza
“Hallo, Chizzaa.. kamu dimana… kunci sepeda motorku di
mana??” Tanya suara diseberang.
“Astagfirullah, Ya Allah, Dita??.. maaf.. maaf.. iya ini
kuncinya tak bawa. Maaf banget ya lupa tadi kebawa aku”, kata Chizza dengan
nada menyesal.
“Iya, tak tunggu di kampus ya, aku mau pulang soal’e”. Kata
Dita diseberang telepon.
“Iya, aku datang secepatnya, maaf ya”, Jawab Chizza dengan
perasaan menyesal.
Telepon mati.
Astagfirullah, Ya Allah Za, kok bisa sampai lupa. Aduh,
kepalaku. Kamu ini kenapa sih, akhir-akhir ini sering sakit ga’ jelas, pikunan
pisan.. Ya Allah”, rutut Chizza dalam hati.
Dengan langkah setengah sadar, Chizza kembali ke kampus
untuk mengembalikan kunci sepeda motor Dita.
Bersambung ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar