Sebenarnya aku mengenalnya bukan dari FB, Friendster ataupun chatting. Awal perkenalan kami adalah dari Hp. Itupun dari sms nyasar, konyol memang. Di zaman yang seperti ini masih ada kenalan pake’ alasan salah kirim sms. Tapi bener- bener, itu kesalahan kirim sms. Dan sms itu pun bukan sms kenalan atau apa tapi sms ucapan Idul Fitri. Dari situ awal perkenalan kami, saling menanyakan nama, alamat dan sekolah. Ternyata orang yang aku kenal ini bukan orang biasa. Sepintas pikiran melayang di otakku bahwa dia orang yang hebat.
Sms pun berlanjut dan akhirnya aku lebih bisa mengenal dia. Dia adalah pengguna dunia maya sejati. Ya, hidupnya selalu berhubungan dengan alat elektronik computer, laptop dan dunia maya. Bayangkan saja, masak cuma gara- gara sibuk berselancar di dunia maya dia, (ternyata bernama Dika) sampai lupa ga’ makan. Dika sanggup menghabiskan waktu 24 jam di depan layar computer untuk berselancar di dunia maya. Bahkan sekarang jam berapa saja, belum tentu dia tau.
Anggapan pertama waktu mengenalnya adalah orang ini pasti aneh, culun dan kuper. Masak menghabiskan hari- hari hanya di depan layar atau buku- buku computer yang tebal. Pasti dia pake’ kacamata yang tebal. Waduh, ternyata aku salah kaprah, ternyata orangnya ga’ culun- culun amat. Itupun aku tau dari foto FS ( friendster)nya . maklum masih buming- bumingnya menggunakan FS.
Anaknya lucu ternyata dan asyik diajak sharing. Kisah konyol lain selama aku kenal dia adalah bayangkan saja aku sms hari ini, dia balasnya bisa 3 - 5 hari kemudian. Benar- benar orang sibuk, menurutku. Soalnya cowok-cowok lain yang dekat dengan aku saja, balas smsku ga’ ada 1 menit. Alasan utama dia adalah sibuk dengan dunia mayanya. Sampai dulu aku menjulukinya ORANG ANEH, MS. Online. Lah mau gimana, masak hidup Cuma dengan computer ga’ berinteraksi dengan orang lain. Dulu, ada lagu yang tren judulnya ONLINE kan, kalau ga’ salah dinyanyikan SAYKOJI. Wes, bener- bener pas dengan kepribadiannya. Sapaanku untuk dia adalah mister Online. Tapi dari sinilah, awalnya aku jadi suka dunia maya.
Gimana aku tidak tertarik dengan dunia maya, setiap sms dengan Dika pasti dia juga lagi OL, akhirnya aku ikut- ikutan OL deh. Trus kita chattingan. Daripada aku hubungi dia lewat sms atau telepon, pasti jarang nyambungnya. Mending dari dunia maya, langsung bisa komunikasi. Dika adalah orang pertama yang mengajari aku membuat FB( facebook) dan dia mentutorial aku lewat jarak jauh alias lewat chatting gimana cara membuat FB. Soalnya waktu itu dia sedang PKL di sebuah universitas di Surabaya. Oh ya lupa sampai belum kenalan. Aku dan Dika beda sekolah. Aku bersekolah di SMA negeri di sebuah kota di Jombang, Jatim sedangkan dia sekolah di SMKTI yang juga berada di kota Jombang, Jatim. Makanya pembaca jangan heran kalau Dika sangat ahli dalam masalah computer dan dunia maya. Pernah aku menanyakan kenapa dia sangat mencintai dunia maya/ internet. Jawabannya adalah karena ilmu akan semakin berlari dan kita akan tertinggal jauh kalau tidak ikut berlari. Sehingga dengan belajar lewat internet, kita akan bisa mengejar ilmu yang berlari tersebut.
Sebuah jawaban yang menbingungkan aku saat itu, karena aku bukan penggila dunia maya. Aku ga’ tahu banyak seluk beluk dunia maya dan apa untungnya bagi kehidupan nantinya. Setiap aku sms, pas dia lagi chat. Aku akan mati- matian datang ke warnet buat chattingan dengan dia. Diskusi banyak hal dan yang terpenting mengenal satu sama lain. Lama- kelamaan aku semakin mengenal dia begitu pula hobinya dengan dunia maya. Aku tahu kalau dia bekerja sebagai freelance di dunia maya dan dia mendapat gaji dari pekerjaannya itu. Hebat ya, anak seumuran dia ya dulu masih SMA lah sudah mampu menghasilkan uang sendiri. Dia bekerja sebagai admin WEB di sebuah yayasan swasta. Uang itupun dia gunakan untuk memenuhi kebutuhannya sehari- hari, juga tambahan biaya sekolah. Dia jarang meminta uang orang tuanya. Dan lebih salutnya lagi, kebanyakan uang gajiannya itu dibelikan buku- buku tebal ya walaupun kebanyakan buku computer sih.
Itulah yang membuat aku sangat mengaguminya, bukan karena fisik tapi kepribadian dan prinsipnya. Aku kenal Dika sudah hampir 1 tahun, dan pasti pembaca mengira kita sudah sangat dekat. Padahal ga’ sama sekali, aku tau wajahnya saja ga’. Ya tau sih wajahnya tapi dari foto. Ya Foto di FB ma FS itu. Aduh, bener- bener kisah konyol memang. Nah selama 1 tahun itu aku belajar menggunakan YM, mengirim email, mencari data- data di mbah google dan masih banyak lagi yang bisa aku kerjakan di dunia maya. Semua itu ditutorial Dika lewat dunia maya juga.Salah satu hasil karya eksperimenku sendiri tanpa bantuan Dika adalah blog ini walaupun aku jarang meng-update berita- beritanya. Kata- kata dia yang juga selalu aku ingat adalah mbah google itu gudang dari segala ilmu setelah buku,karena itu manfaatkan semaksimal mungkin. Salah satunya, sampai sekarang. Melalui internet, aku bisa tahu info- info lomba seperti KTI ( Karya Tulis Ilmiah) dan mencari literaturnya.
Selama 1 tahun berkomunikasi tanpa tau wajah satu sama lain, akhirnya aku bisa bertemu dengannya. Bertemu langsung dan saling bertatap muka. Aku ketemu dia juga awalnya tidak sengaja karena aku sangat butuh bantuannya mengajari fotoshop. Aduh, kalau diingat- ingat, ingin ketawa saja, masak ketemuan cuma mau ngasih CD fotoshop padahal sudah kenal 1 tahun. Rasanya aku bermimpi, bisa ketemu langsung ma orang aneh ini. Tapi orang aneh inilah yang membuat hidupku berwarna. Setelah pertemuan langsung itu, hubungan kita semakin dekat dan akhirnya kita jadian. Selama berhubungan dengan dia, aku semakin mengaguminya. Dari cara berpikirnya sampai semua sikap- sikapnya. Masa- masa awal hubungan kami sangat indah. Semua kita lalui bersama. Semua lebih mengenal satu sama lain, tapi mungkin aku yang terlalu egois dan keras kepala.
Sebenarnya dari awal aku sudah harus sadar bahwa kepribadian Dika berbeda dengan cowok- cowok lain. Terkadang aku berpikir dia terlalu cuek sebagai pasangan. Dia lebih mementingkan kehidupan dunia mayanya daripada aku yang ada di dunia nyata. Memang sih, sebenarnya aku yang harusnya mengerti posisinya, karena Dika adalah freelance dunia maya. Tapi, semakin lama hubungan kami semakin renggang. Ditambah waktu itu, kita sama- sama harus dipisahkan jarak yang jauh. Aku harus kuliah di sebuah universitas di Malang sedangkan Dika kuliah di sebuah Universitas di Jogyakarta.
Jarak yang terbentang jauh sebenarnya tidak menjadi penghalang hubungan kami. namun, lama kelamaan sikap egois masing- masing muncul. Aku Cuma merasa asing saja dengan Dika yang sekarang, coba bayangkan dulu kita masih sempat- sempatnya chatting ataupun smsan. Namun sekarang, untuk chatting dengan Dika saja sangat susah padahal dia juga lagi Online saat itu. Aku berusaha berpikir positif, mungkin saking sibuknya sampai ga’ sempat menyapaku di dunia maya. Sms juga sangat jarang. Sebenarnya aku yang harus mengerti keadaannya, tapi kalau dia sendiri cuek dan tidak berusaha menjelaskan, cewek mana yang ga’ bakal berpikiran negatif. Mungkin benar persepsiku awal. Bahwa Dika memang berbeda dengan cowok lain,dia lebih cuek dan terlalu berpikir logika. Tidak bisa mengerti perasaan cewek. Maklum, dia terlalu asyik berselancar ria di dunia maya sehingga kurang perhatian terhadap kondisi sekitar. Mungkin kaya’ gitu paling ya kena virus kecanduan.
Akhirnya tepat 1 tahun 4 bulan 3 hari hubungan kami, aku memutuskan dia. Aku lelah dengan semua sikap- sikapnya. Mungkin dengan kita sendiri-sendiri akan lebih baik. Kenyataannya lain, kehidupanku malah ga’ terarah, aku seakan kehilangan separuh nyawaku. Rasanya hidup sebagian telah hilang. Aku terpuruk dengan kekecewaan mendalam. Sampai- sampai FB dan YM Dika aku backlist. Namun, akhirnya aku batalkan karena ternyata aku masih membutuhkan Dika. Aku masih merindukan Dika. Semua perjalanan yang kita alami selama ini tak bisa terhapus dari ingatanku.
Apa aku harus memulai dari awal lagi dengan hanya bisa menghubunginya lewat dunia maya. Aku sekarang mulai bangkit, tidak mungkin aku membiarkan diriku semakin terpuruk. Aku ingin merangkai mimpi- mimpiku menjadi penulis. Lewat FB aku meng- add penulis bestseller seperti Asma Nadia dan Helvy Tiana Rose. Lewat FB juga aku bisa ketemu mba’ Asma Nadia+ foto bareng lewat pengumuman seminarnya di FB. Itu membuat semangat menulisku semakin besar. Walaupun, karyaku belum ada yang menjadi juara, aku senang bisa sedikit menulis kisah- kisah untuk para pembaca. Walaupun tak bisa dipungkiri, ini semua mungkin tak bisa aku raih kalau aku tidak mengenal Dika. Ternyata kata- kata dia dulu baru aku sadari maknanya sekarang yaitu dengan belajar lewat internet kita bisa mengejar ilmu yang berlari karena lewat internet selalu disajikan pengetahuan dan info yang terkini dalam segala bidang di seluruh dunia.
Makasih Dika, atas semua ilmu yang kamu ajarkan,
Makasih Dika, engkau yang memilih Aku
Engkau juga yang sakiti Aku..
Makasih atas semua Cintamu dan Rasa kecewaku..
Aku hanya bisa berdoa, kalau kita berjodoh, kita bisa disatukan dengan cara yang Indah.. walaupun aku rasa mustahil, tapi hati kecilku berkata kita bisa padahal sebagian hatiku membencimu karena sikapmu.
My Upin, I still love You… Because my feeling in your heart
Link Materi Lomba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar